Yang Tak Kasat Mata Dari Kepramukaan

Dalam kepramukaan, jauh lebih banyak hal-hal tak kasat mata daripada yang kasat mata. Lebih banyak pelajaran tak terlihat dapat digali dari yang terlihat.

Yang kasat mata adalah kain segitiga putih bertepi merah, yang tak kasat mata adalah Trisatya mengikat pramuka dalam menjalankan kewajibannya terhadap Tuhan YME, negara, sesama hidup, dan diri sendiri, untuk bertindak didasari kesucian niat dan dipagari keberanian bertindak benar sesuai Darma Pramuka (Dasadarma).

Yang kasat mata adalah salam hormat dengan 5 jari rapat. Yang tak kasat mata adalah bahwa Pramuka memegang teguh Pancasila sebagai falsafah hidup berbangsa dan bernegara.

Yang kasat mata adalah tepuk pramuka yang terdengar 13 kali tepukan; prok prok prok, prok prok prok - prok prok prok prok prok prok prok. Yang tak kasat mata adalah bahwa pramuka setia kepada janjinya (Trisatya) dan sanggup mengamalkan darma-nya (Dasadarma).

Yang kasat mata adalah bernyanyi dan bermain. Yang tak kasat mata adalah bahwa Pramuka itu hidup dipenuhi kebahagiaan dan semangat tidak mengenal keluh kesah. Di sini senang, di sana senang. Apa guna keluh kesah.

Dan sekian banyak hal lain yang tersimpan di balik yang tampak dari kepramukaan.

Namun, janganlah hanyalah berkonsentrasi pada yang tampak sehingga yang tak kasat mata terabaikan.

Yang kasat mata itu bungkus, sedang yang tak kasat mata itu isi. Sebisa mungkin bungkus memang harus membuktikan isi.

Tapi, jika memilih maka pilihlah isi. Karena dalam isi itulah hakikat.


Hakikat Kepramukaan

ialah mengejawantahkan nilai-nilai kepramukaan yang tak kasat mata

melalui keterampilan kepramukaan

yang kasat mata.


(Elang Jawa)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

APERSEPSI DALAM PELATIHAN

Sejarah Kepramukaan Dunia

Mendaki Gunung Dengan Aman