APERSEPSI DALAM PELATIHAN

Bagaimana kebiasaan Anda saat memulai sesi presentasi, baik mempresentasikan produk atau program tertentu, mengajar di depan kelas, menjadi instruktur dalam suatu pelatihan, atau dalam suatu sesi public speaking yang lain?

  • Apakah Anda memulainya dengan mengajukan pertanyaan kepada audience?
  • Apakah Anda memulainya dengan cerita humor?
  • Apakah Anda memulainya dengan mengajak audience melakukan gerakan tertentu?
  • Atau mungkin Anda langsung menyampaikan topik pembicaraan secara bertahap?

Mungkin Anda telah melakukan semua hal di atas. Namun, pernahkah Anda bertanya kepada diri sendiri;

  • Apakah audience benar-benar ingin mendengarkan topik yang Anda sajikan?
  • Perlukah audience mengenal diri Anda, meski sedikit?
  • Perlukah Anda juga mengenal audience yang menjadi pendengar?
  • Perlukah Anda dan audience saling memahami peran masing-masing dalam pertemuan?
jika Anda merasa perlu dari salah satu pertanyaan reflektif di atas, Anda perlu memahami tentang apersepsi dalam suatu pelatihan atau pertemuan public speaking yang lain. Agar mudah dibaca dan menjaga konsistensi tulisan, kita pilih pertemuan public speaking pelatihan dalam pembahasan ini.



Apersepsi dalam pelatihan dapat kita pahami sebagai kegiatan awal untuk membangun kesiapan dan minat peserta terhadap materi yang akan disampaikanKegiatan ini bertujuan untuk menghubungkan pengetahuan dan pengalaman peserta dengan materi baru, sehingga mereka akan lebih mudah memahami dan terlibat dalam proses pelatihan. Proses ini, juga dapat menjadi jembatan untuk saling memosisikan diri antara Anda sebagai pembicara terhadap peserta pelatihan.

Selanjutnya, mari kita elaborasi sedikit lebih jauh tentang apersepsi dalam pelatihan.

Apersepsi, dalam konteks pelatihan, berfungsi sebagai "pemanasan" mental bagi peserta sebelum materi utama disampaikan. Ia ditujukan untuk:

  • Menarik perhatian dan membangun fokus:
    Awalan yang tepat dapat menarik perhatian peserta kepada Anda. Dengan demikian, Anda dapat memandu mereka untuk fokus terhadap materi yang akan Anda sampaikan.
  • Mengaktifkan pengetahuan awal:
    Tidak semua peserta pelatihan ibarat botol kosong. Apersepsi pengetahuan, dapat membantu peserta untuk mengingat kembali pengetahuan atau pengalaman mereka yang relevan dengan materi pelatihan. Sehingga mereka dapat menghubungkan informasi baru dari Anda dengan apa yang sudah mereka ketahui.
  • Membangun kesiapan mental dan memahami peran antara pelatih dan peserta:
    Apersepsi dengan menggunakan ilustrasi yang tepat dapat meningkatkan kesiapan peserta secara mental. Anda juga dapat menguatkan posisi peran Anda terhadap peserta, apakah sebagai guru, instruktur, maupun mitra belajar bagi mereka.
  • Meningkatkan motivasi:
    Pelibatan peserta sejak sesi awal pelatihan, dapat meningkatkan motivasi dan antusias mereka terhadap materi dan proses pelatihan.
  • Meningkatkan pemahaman terhadap arah pelatihan:
    Apersepsi membantu peserta memahami konteks materi pelatihan dan alur perjalanan pelatihan. Sehingga mereka lebih mudah memahami dan mengaplikasikan apa yang dipelajari.
Berikut beberapa contoh kegiatan apersepsi yang dapat diterapkan dalam pelatihan:
  • Pertanyaan pemantik:
    Pertanyaan-pertanyaan yang mendorong peserta untuk berpikir dan merenungkan materi pelatihan. Misalnya "Apakah Anda seorang Pembina Pramuka?"....... Lanjutkan dengan pertanyaan " Apakah Anda benar-benar seorang Pembina Pramuka?".
  • Diskusi singkat:
    Diskusi kelompok kecil atau presentasi singkat untuk mengidentifikasi pengetahuan awal peserta. Misalnya dengan memunculkan pertanyaan untuk didiskusikan dengan singkat "Saat ini dalam kelompok dua meja, Anda semua adalah Tim Pembina di Gugus Depan. Diskusikan dengan singkat apa saja modal terbaik sebagai Pembina Pramuka?.
  • Permainan:
    Anda dapat menerapkan permainan-permainan yang relevan dengan materi pelatihan. Hal ini dapat membantu peserta merasa lebih santai dan bersemangat. Misalnya; Anda menerapkan permainan "Kata Bersambung" sebagai apersepsi materi Komunikasi dan Presentasi.
  • Video/audio:
    Anda dapat menampilkan video atau audio yang menarik dan relevan dengan materi pelatihan. Misalnya; cuplikan film kepramukaan di luar negeri "Moonrise Kingdom" untuk apersepsi materi tentang Peran Pembina dalam Satuan Kecil (regu).
  • Anda dapat berkreasi untuk membuat bentuk kegiatan apersepsi yang lain.
Yang perlu diingat dan diperhatikan:
Apersepsi bukanlah inti materi Anda. Jadi, jangan terjebak pada keseruan atau keasyikan kegiatan apersepsi. Namun, jadikan apersepsi sebagai pembangkit motivasi, peningkat fokus, dan membangun hubungan yang cair antara Anda dengan peserta pelatihan. Fokus utama Anda, tetaplah pada ketercapaian tujuan penyampaian materi.
Dengan penerapan apersepsi yang tepat, pelatihan akan lebih menarik, efektif, dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi peserta. Selain itu, apersepsi yang baik dapat membangun kesan positif Pelatih bagi pesertanya. Salam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Kepramukaan Dunia

Mendaki Gunung Dengan Aman