Semoga Sukses

SUKSES tidak lahir karena kebetulan dan keberuntungan semata. Sebuah SUKSES terlahir karena niat yang baik, perencanaan yang matang, dan diikhtiarkan.

Kalimat bijak di atas saya dengar dari seorang motivator di sebuah pelatihan yang kami kelola beberapa waktu yang lalu. Saya tertegun sejenak ketika mendengar kalimat itu. Seperti ada guyuran air dingin yang mengalir dari ubun-ubun dan menyapu bersih seluruh tubuh. Dalam hati saya bergumam, betapa luar biasa seorang-orang yang dapat meraih kesuksesan dengan niatan yang baik, perencanaan terukur, dan usaha yang tak terhenti. Sungguh bijak kalimat itu.



“Selama ini, belum pernah saya merasakan berusaha secara maksimal dalam megerjakan suatu pekerjaan. Perasaan menyepelekan pekerjan seringkali mengiringi setiap langkah, bahkan pernah pula harus menyelesaikan pekerjaan dengan tergesa-gesa karena deadline. Sehingga belum sekalipun saya merasakan kesuksesan yang sesungguhnya dalam dunia kerja”. Demikian seorang bapak peserta training menyampaikan keluh-kesahnya setelah sesion berakhir. Apa yang seharusnya saya lakukan? tanyanya.

Pak. Memang kesuksesan yang sebenarnya tidak dapat diukur dengan ukuran yang kasat mata, ujar sang motivator membuka jawaban. Kesuksesan yang sebenarnya jauh lebih dalam bisa kita rasakan dalam kalbu kita, dan sejauh mana yang kita sebut dengan kesuksesan itu memberikan pengaruh yang baik bagi orang-orang di sekeliling kita. Bukankah nilai diri manusia terletak pada seberapa besar ia dapat memberi manfaat bagi sesamanya?

Tersenyumlah si bapak mendengar jawaban bijak sang motivator. Sepertinya ada angin segar bertiup di antara relung kalbunya. Sepertinya ia menyadari suatu pelajaran hidup yang agung. Tersenyum pula sang motivator menyaksikan perubahan raut muka si bapak peserta training.

Para pandu yang kucinta,

Sekelumit kisah di atas bila kita cermati tentulah dapat menjadi pelajaran berharga buat kita para pandu. Karena kita adalah pemandu, oleh sebab itu niatan kita mestilah tulus menghantarkan seorang-orang yang kehilangan arah menemukan pelabuhan yang tepat. Bukankah tidak begitu penting di mana kita sekarang berada? Melainkan jauh lebih penting ke mana kita akan pergi. Dengan demikian dapat kita tentukan dengan kendaraan apa kita akan mencapai tujuan tersebut.

Jadilah pandu yang telah tahu ke mana pulau tujuanmu, sehingga engkau benar-benar tahu dengan perahu yang mana engkau akan berlayar.

Teruslah memandu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

APERSEPSI DALAM PELATIHAN

Sejarah Kepramukaan Dunia

Mendaki Gunung Dengan Aman